Sabtu, 22 September 2012

Senyummu

by : Risa Umari Y.A. at 11:52:00 PM 0 komentar

                Selamat malam kamu bintang dan rembulan malamku. Bukan. Bukan kamu dan dia. Cukup kamu saja. Kamu sekarang. Yah bukan kuanggap sebagai dua orang bulan dan bintang itu. Tapi entahlah aku seperti melihat semburat kedua itu dalam senyummu.
                Tau kan kenapa alasanku mengibaratkan senyummu sebagai bulan dan bintang? Bukan hanya keindahan yang terpancar. Tapi karena cahaya yang tersimpan. Karena pancaran dari dalamnya. Ah, sebegitu besarkah aku mengagumimu?
                Kuingat saat itu aku merasa sedikit patah semangat. Tak tahu apakah yang harus dan akan aku lakukan setelah ini. Tapi saat semangat itu mulai padam dan hati kian dingin, senyummu itu loh. Ya senyum khasmu yang sambil menggurat kesan istimewa itu. Lirikan matamu yang pelan namun tajam.
                Kita bersitatap dalam jarak beberapa meter. Namun dapat kulihat jelas senyum itu. Aduh aku jadi salah tingkah.
                Aku selalu saja berharap agar waktu itu berhenti. Saat kita berhadapan dalam sebuah keadaan yang sangat tenang dan sejuk. Angina membelai lembut penuh harap dalam bisikan mimpi kita. Dalam deretan doa yang terlintas di otak kita.
                Terimakasih kamu. Senyummu dapat memberikan arti hidupku.


http://risaumari.blogspot.com

Sabtu, 22 September 2012

Senyummu

Diposting oleh Risa Umari Y.A. di 11:52:00 PM 0 komentar

                Selamat malam kamu bintang dan rembulan malamku. Bukan. Bukan kamu dan dia. Cukup kamu saja. Kamu sekarang. Yah bukan kuanggap sebagai dua orang bulan dan bintang itu. Tapi entahlah aku seperti melihat semburat kedua itu dalam senyummu.
                Tau kan kenapa alasanku mengibaratkan senyummu sebagai bulan dan bintang? Bukan hanya keindahan yang terpancar. Tapi karena cahaya yang tersimpan. Karena pancaran dari dalamnya. Ah, sebegitu besarkah aku mengagumimu?
                Kuingat saat itu aku merasa sedikit patah semangat. Tak tahu apakah yang harus dan akan aku lakukan setelah ini. Tapi saat semangat itu mulai padam dan hati kian dingin, senyummu itu loh. Ya senyum khasmu yang sambil menggurat kesan istimewa itu. Lirikan matamu yang pelan namun tajam.
                Kita bersitatap dalam jarak beberapa meter. Namun dapat kulihat jelas senyum itu. Aduh aku jadi salah tingkah.
                Aku selalu saja berharap agar waktu itu berhenti. Saat kita berhadapan dalam sebuah keadaan yang sangat tenang dan sejuk. Angina membelai lembut penuh harap dalam bisikan mimpi kita. Dalam deretan doa yang terlintas di otak kita.
                Terimakasih kamu. Senyummu dapat memberikan arti hidupku.


http://risaumari.blogspot.com

 

Secangkir Capuccinno Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea