Jumat, 04 Januari 2013

Pemikiran Seorang Pria (Subj)

by : Risa Umari Y.A. at 7:50:00 AM 0 komentar
Di planet yang berisi milyaran jiwa ini, akubaru saja terbangun. dengan ingatan paa orang yang sama. dengan harapan yang sama. pada dia. dia dengan keanggunan dan pribadinya yang keibuan.

kau tahu, dia ibarat mawar berduri. begitu indah dan cantik sebenarnya. tapi aku tahu betulmeski sekujur tubuhnya tertutup rapat. ia tak mau seorangpun melihat barang sejengkal keindahannya. cukup pancaran hati saja yang terlihat, ujarnya.

ia tak ingin lelaki melihat dirnya cuma-cuma. tanpa harga. tanpa ijab dan mas kawin. ijab adalah tujuannya berhijab. hijab mendapatkan ridha Sang Illahi agar mendapatkan ijab yang pantas. ijab yang luar biasa membahagiakannya.

sebab ia tau, bermesraan ataupun melihat aurat akhwat atau menampakkan adalah dosa. zina katanya. sedangkan jika ijab, semuanya begitu manis. tak jadi dosa. malah jadi pahala. Subhanallah.

kau tahu mawar berduri? ia indah, namun orang-orang berpikir untuk merusaknya. hey, lihatlah! dia terlindung oleh semak belukar dan rentetan duri. duri api yang menjilat. ia tak akan menampakkan diri dan keindahannya kecuali pada seorang pemberani. seorang yang datang kepada pemilik mawar duri itu.

atas izin pemiliknyalah, mawar itu dapat ia bawa pulang.

entah, aku tidak menyukai wanita yang suka berjalan, shoping, berhosip, atau menghabiskan waktunya untuk senang-senang. karena aku dan sebagian besar pria lain menuntut bahwa wanita yang akan menjadi oendamping kami kelak haruslah wanita yang taat pada kami, sebagai suaminya. ia sering bergaul dengan anak-anak, sedekah tiada kira, atau sibukdengan perbaikan dirinya.

aku merasa tak enak hati jua saat memposisikan diri sebagai pria lain.ah, maksudku pria yang sedang dalam ikatan pacaran. yah, kau tahu lah, aku memutuskan menjadi pria yang ksatria. hanya ingin menikahi dan berpacaran pada satu wanita saja. pertama dan terakhir.pacarku aalah istriku.

panas dan cemburu rasanya melihat ia berjalan dengan pria lain. lebih banyak ,enghabiskan waktu dengan yang lain, ketimbang aku yang notabene pacarnya. keluh kesah, empel, dan beberapa kata putus ia l8ntarkan kepadaku. aaah, tidak-tidak, nampaknya cukup bagiku membayangkan adegan percintaan ini
sudah.

aku melihat kesederhanaan itu pada dirinya. tak terlihat, tak terjamah. dan jarang sekali dinikmati orang banyak. entah, ia syar'i. rela meninggalkan mode pakaian demi menjaga keindahan rubuhnya.

sungguh, sunggu aku menginginkannya menjadi istriku. istriku untuk dunia, maupun akhorat.

Yogyakarta, 4 Januari 2013
7:49
dalam pikiran menjadi seoarang pria

http://risaumari.blogspot.com

Kamis, 03 Januari 2013

Aku, cappucino, sejumput buku, hujan, dan kaki merah

by : Risa Umari Y.A. at 4:46:00 PM 0 komentar
Siang itu sejiwa terasa begitu panas. suhu di liar menembus lebih dari 27`C. entah, saat yang lain tengah menikmati liburannya, ia tetap saja berangkat kuliah. dosen memintanya mencarikan jam pengganti di hari libur ini. saat beberapa lainnya tengah tidur hangat di kasur kamar mereka. menonton TV bersama keluarga yang mereka cintai. merasakan hangat teduh suasana rumah. ah, lagi-lagi rumah agak membuatnya cemburu. rindu, katanya.

rentetan angka dan istilah asing memenuhi block notesnya. ia masih saja duduk di bangkunya. tak ada oemisah antara jiwanya dan papan tulis. ia masih merekam erat setiapdetail yang ertulis di sana.

saat yang lain tengah merasakan kesegaran uara luar. menutup dengan keras block note masing-masong. mengambil dengan cepat tas, merengkuh handphone masing-masing, dan meninggalkan kelas yang panas.

hah, entah. sejiwa itu tetap saja menikmati pamdangannya. sesosok pria masih menyusun nuku-buku, absen, dan juga laptopnya. dosen, katanya. pria ini masih cedera. tertabrak mobil saat beliau ingin menyebrang di malam hari. namun semangatnya aku bisa melihat jelas. beliau dengan keterbatasannya itu, mencengkeram papan putih, memegang spidol, dan menuliskan seauatu di sana.

tu

Jumat, 04 Januari 2013

Pemikiran Seorang Pria (Subj)

Diposting oleh Risa Umari Y.A. di 7:50:00 AM 0 komentar
Di planet yang berisi milyaran jiwa ini, akubaru saja terbangun. dengan ingatan paa orang yang sama. dengan harapan yang sama. pada dia. dia dengan keanggunan dan pribadinya yang keibuan.

kau tahu, dia ibarat mawar berduri. begitu indah dan cantik sebenarnya. tapi aku tahu betulmeski sekujur tubuhnya tertutup rapat. ia tak mau seorangpun melihat barang sejengkal keindahannya. cukup pancaran hati saja yang terlihat, ujarnya.

ia tak ingin lelaki melihat dirnya cuma-cuma. tanpa harga. tanpa ijab dan mas kawin. ijab adalah tujuannya berhijab. hijab mendapatkan ridha Sang Illahi agar mendapatkan ijab yang pantas. ijab yang luar biasa membahagiakannya.

sebab ia tau, bermesraan ataupun melihat aurat akhwat atau menampakkan adalah dosa. zina katanya. sedangkan jika ijab, semuanya begitu manis. tak jadi dosa. malah jadi pahala. Subhanallah.

kau tahu mawar berduri? ia indah, namun orang-orang berpikir untuk merusaknya. hey, lihatlah! dia terlindung oleh semak belukar dan rentetan duri. duri api yang menjilat. ia tak akan menampakkan diri dan keindahannya kecuali pada seorang pemberani. seorang yang datang kepada pemilik mawar duri itu.

atas izin pemiliknyalah, mawar itu dapat ia bawa pulang.

entah, aku tidak menyukai wanita yang suka berjalan, shoping, berhosip, atau menghabiskan waktunya untuk senang-senang. karena aku dan sebagian besar pria lain menuntut bahwa wanita yang akan menjadi oendamping kami kelak haruslah wanita yang taat pada kami, sebagai suaminya. ia sering bergaul dengan anak-anak, sedekah tiada kira, atau sibukdengan perbaikan dirinya.

aku merasa tak enak hati jua saat memposisikan diri sebagai pria lain.ah, maksudku pria yang sedang dalam ikatan pacaran. yah, kau tahu lah, aku memutuskan menjadi pria yang ksatria. hanya ingin menikahi dan berpacaran pada satu wanita saja. pertama dan terakhir.pacarku aalah istriku.

panas dan cemburu rasanya melihat ia berjalan dengan pria lain. lebih banyak ,enghabiskan waktu dengan yang lain, ketimbang aku yang notabene pacarnya. keluh kesah, empel, dan beberapa kata putus ia l8ntarkan kepadaku. aaah, tidak-tidak, nampaknya cukup bagiku membayangkan adegan percintaan ini
sudah.

aku melihat kesederhanaan itu pada dirinya. tak terlihat, tak terjamah. dan jarang sekali dinikmati orang banyak. entah, ia syar'i. rela meninggalkan mode pakaian demi menjaga keindahan rubuhnya.

sungguh, sunggu aku menginginkannya menjadi istriku. istriku untuk dunia, maupun akhorat.

Yogyakarta, 4 Januari 2013
7:49
dalam pikiran menjadi seoarang pria

http://risaumari.blogspot.com

Kamis, 03 Januari 2013

Aku, cappucino, sejumput buku, hujan, dan kaki merah

Diposting oleh Risa Umari Y.A. di 4:46:00 PM 0 komentar
Siang itu sejiwa terasa begitu panas. suhu di liar menembus lebih dari 27`C. entah, saat yang lain tengah menikmati liburannya, ia tetap saja berangkat kuliah. dosen memintanya mencarikan jam pengganti di hari libur ini. saat beberapa lainnya tengah tidur hangat di kasur kamar mereka. menonton TV bersama keluarga yang mereka cintai. merasakan hangat teduh suasana rumah. ah, lagi-lagi rumah agak membuatnya cemburu. rindu, katanya.

rentetan angka dan istilah asing memenuhi block notesnya. ia masih saja duduk di bangkunya. tak ada oemisah antara jiwanya dan papan tulis. ia masih merekam erat setiapdetail yang ertulis di sana.

saat yang lain tengah merasakan kesegaran uara luar. menutup dengan keras block note masing-masong. mengambil dengan cepat tas, merengkuh handphone masing-masing, dan meninggalkan kelas yang panas.

hah, entah. sejiwa itu tetap saja menikmati pamdangannya. sesosok pria masih menyusun nuku-buku, absen, dan juga laptopnya. dosen, katanya. pria ini masih cedera. tertabrak mobil saat beliau ingin menyebrang di malam hari. namun semangatnya aku bisa melihat jelas. beliau dengan keterbatasannya itu, mencengkeram papan putih, memegang spidol, dan menuliskan seauatu di sana.

tu

 

Secangkir Capuccinno Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea