Pada suatu hari ....seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengaduh pada
ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek. Anakku, kata sang Ibu sambil bercucuran air mata, Tuhan tidak memberikan kita
bangsa kerang sebuah tangan pun sehingga Ibu tak bisa menolongmu. Sakit sekali, aku
tahu. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah
lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa pedih dan sakit yang menggigit. Balutlah
pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat, kata Ibunya dengan
sendu namun lembut. Maka si anak kerang pun melakukan nasihat ibundanya.Ada hasilnya, tetapi rasa sakit
bukan alang kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya.
ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek. Anakku, kata sang Ibu sambil bercucuran air mata, Tuhan tidak memberikan kita
bangsa kerang sebuah tangan pun sehingga Ibu tak bisa menolongmu. Sakit sekali, aku
tahu. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah
lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa pedih dan sakit yang menggigit. Balutlah
pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat, kata Ibunya dengan
sendu namun lembut. Maka si anak kerang pun melakukan nasihat ibundanya.Ada hasilnya, tetapi rasa sakit
bukan alang kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya.