Duhai Sang Maha Cinta. Duhai Pemilik Rindu. Duhai Pemilik Hati, Jiwa, dan Perasaan. Duhai Sang Maha Segalanya. Yang Maha Membolak-balikkan Hati
Di sini di awal November yang ujung. Lalu, di awal November lalu. Sama. Hujan November. Menyibakkan kegersangan hati. Menutup retakan jiwa. Menitikkan kehidupan padapribadi yang mulai mati. Kering. Dan mulai kehilangan harap.
Lalu, bagaimanakah dengan aku? Cukupkah kuat aku di atas tanah lembab dan terkulai lemah ini? hah? Sanggup? Cukupkah aku dengan curah hujan yang tidak bisa tertakar ini?
Setelah hujan datang biasanya ada pelangi. Bagaimana jika yang terjadi adalkah sebalikannya? Bukan, bukan tak ada hujan ataupun pelangi. Maksudku bagaimana jika pelangi tampil sebelum hujan? Ya begitu maksudku. Aku telah tersibak terlebih dahulu oleh fatamorgana.
Entah semu, maya, nyata, ataukah ilusi? Entahlah apa itu. Yang jelas aku menikmati lingkar hidup yang Ia goreskan. Dia yang maha segalanya. Yang maha mengetahui. Memiliki apa yang kini bersamaku. Apa yang kini telah dititipkan padaku. Benar, suatu saat pasti akan lepas. Aku harus rela melepaskan apa yanglagi aku pinjam. Sedang kunikmati. Atau apa sajalah.