Sabtu, 05 Februari 2011

Brandon de Angelo

by : Risa Umari Y.A. at 9:10:00 PM



Brandon De Angelo, Hip Hop Dancer Surabaya yang Jajal Peruntungan di Jakarta
Pernah Ditolak, Kini Jadi Andalan Last MinuteMereka yang intens menyaksikan ajang pencarian bakat di salah satu televisi swasta pasti hafal dengan wajah bocah satu ini. Brandon De Angelo. Aksinya menggerakkan tubuh berkali-kali mendapat pujian dari dewan juri. Tampangnya yang imut membuat bocah delapan tahun itu mendapat dukungan dari banyak orang.


“BIASA aja,” jawab Brandon singkat ketika ditanya perasaannya menjadi idola banyak orang. Pemilik nama lengkap Brandon De Angelo itu memang tidak suka banyak bicara. Itu terlihat ketika dia mendapatkan komentar dari Rianti Cartwright atau Sarah Sechan yang menjadi juri di ajang pencarian bakat yang tayang di salah satu televisi swasta. Biasanya dia hanya tersenyum. Yang paling maksimal, dia mengucapkan terima kasih.
Begitu pula ketika ditemui di Rumah Makan Baliwerti milik sang nenek, Rosa Susanto, kemarin pagi (18/5). Bocah yang masih duduk di kelas III SD Cita Hati itu tidak banyak bicara. Kalaupun bicara, perkataannya singkat dan cepat. Sang ayah, Budi Susanto, yang lebih sering menjawab pertanyaan. Sesekali putra pasangan Budi dan Felicia Cindy itu menyahut jika keterangan sang ayah dianggap salah.
Belakangan, nama Brandon menjadi pembicaraan setelah tampil di ajang pencarian bakat yang tayang setiap akhir pekan itu. Anak bungsu di antara dua bersaudara tersebut menjadi heart rob alias pencuri hati banyak penonton karena tidak hanya menari, tapi juga memasukkan unsur komedi dalam koreografinya. Apalagi, dia tergolong sebagai peserta terkecil sekaligus termuda.
Di ajang pencarian bakat tersebut, Brandon menunjukkan keahliannya menari dengan diiringi musik hip hop. Setiap tampil dia mendapat apresiasi positif dari juri. Di penyisihan grup dia menjadi pemenang SMS terbanyak. Itu membuat dia melaju hingga babak semifinal. Hal tersebut tidak diduga karena keluarga tidak mengerahkan orang untuk mengirim SMS demi mendukung bocah kelahiran 10 November 2001 tersebut.
Menurut sang ayah, Brandon menunjukkan ketertarikannya terhadap tari sejak masih berusia setahun. Setiap mendengar lagu dia langsung bergoyang. Untuk membuktikannya, Budi mengeluarkan telepon genggam dan menunjukkan video. Di situ, Brandon yang masih berusia empat tahun terlihat asyik menari dengan diiringi musik dangdut yang terdengar dari televisi di belakangnya.
“Dia selalu begini. Ini cuma salah satu saja,” kata Budi sambil menunjukkan gambar di HP, lantas tersenyum. “Waa, jangan diliatin, Pa. Malu,” kata Brandon sambil berusaha meraih telepon genggam yang dipegang sang ayah. Tahu usahanya tidak berhasil, dia langsung menutup muka dan bersembunyi di bawah meja.
Karena tahu sang anak hobi menggoyangkan badan, Budi menyatakan selalu mendukung. Salah satu caranya, mencarikan keping cakram berisi video Michael Jackson. Tapi, Brandon ternyata tidak tertarik. “Nggak tahu ya. Waktu itu yang ada lagu Thriller. Mungkin dia takut karena masih anak-anak,” tutur Budi.
Dia lantas mencoba video milik Shakira. Pilihan tersebut tidak salah. Setiap saat Brandon melihat dan berusaha menirukan gerakan penyanyi latin tersebut.
Bakat bergoyang Brandon baru tersalurkan ketika dirinya berusia enam tahun. Kala itu dia bersama keluarga menyaksikan sang kakak, Jennifer Angelina, yang tampil di acara sekolah. Jennifer mengikuti ekstrakurikuler yang diasuh Last Minute, kelompok hip hop dancer yang lumayan ngetop di Surabaya. Di akhir acara Last Minute tampil. Brandon langsung jatuh cinta dengan kelompok tersebut.
Sekali lagi Budi tidak tinggal diam. Dia mencari DVD berisi video Last Minute. Setiap hari selama sebulan Brandon memutar DVD tersebut. Budi lantas mengajak Brandon untuk bergabung dengan Last Minute. Mereka datang ke markas Last Minute. Ternyata di sana Brandon ditolak. Alasannya, dia dianggap masih terlalu kecil. “Katanya, anak kecil sulit ngikuti beat musik,” kata Budi.
Tak mau menyerah begitu saja, Budi meminta agar anaknya dites terlebih dulu. Benar saja, ketika melihat aksi Brandon menggerakkan badan, Last Minute langsung tertarik dan menerimanya. Selama latihan dia dibarengkan dengan anak-anak lain. Pada Agustus 2008 Brandon mendapat kesempatan untuk tampil kali pertama. Ternyata, aksinya memikat banyak orang. Sejak saat itu dia mendapat order tampil bersama tim inti Last Minute.
Bisa dibilang, Brandon menjadi salah satu andalan Last Minute. “Soalnya, banyak yang order. Mereka bilang, ‘pakai Brandon ya’,” kata Budi, lantas tertawa. Untuk penampilannya di ajang pencarian bakat tersebut, Brandon dibantu dua personel Last Minute, Edo dan Sammy. Mereka yang memilih lagu sekaligus koreografi untuk Brandon. “Tapi, aku juga kadang minta ada ini itunya,” sahut Brandon.
Ketika ajang pencarian bakat tersebut melangsungkan audisi Februari lalu, Brandon didorong untuk ikut. Dia pun terpilih sebagai salah seorang wakil Surabaya ke Jakarta. “Seneng sih. Tapi, aku takut kalah,” kata Brandon. Dia lantas menyebut Funky Papua, kelompok tari yang beranggota tiga orang, sebagai rival terberat. Seperti Brandon, mereka juga memasukkan unsur komedi dalam koreografinya.
Brandon mengungkapkan, masih ada beberapa gerakan yang belum dikuasainya dengan baik. Salah satunya, windmill, gerakan memutar tubuh hanya dengan bertumpu pada kekuatan tangan. “Aku bisa, tapi belum jago,” kata bocah yang kerap mengisi acara ulang tahun atau wedding itu. Sedangkan yang paling dikuasai Brandon adalah cramping, menggerakkan dada ke depan dan belakang secara terpatah-patah.
Untuk meningkatkan kemampuannya, Brandon melihat rekaman penampilannya, lantas mengevaluasi kekurangannya. Selain itu, dia kerap melihat rekaman penampil lainnya. “Aku tuh pengin nari kalo lihat video orang nari. Terus aku nyoba niru sampai bisa,” kata bocah yang menyatakan suka makan tersebut. Hampir setiap ada waktu luang, bisa dipastikan Brandon memutar video itu.
Menjelang semifinal seperti saat ini, frekuensi melihat video dan berlatih bertambah. Apalagi, sekolahnya sedang libur. “Pihak sekolah mendukung banget. Selain Brandon, ada beberapa siswa Cita Hati yang ikut ajang yang sama,” kata sang ayah. Brandon juga minta dukungan teman sekolah? “Nggak. Kan sudah ada poster yang ditempel. Aku diem aja,” jawab Brandon. (c13/nw)

0 komentar:

Posting Komentar

Sabtu, 05 Februari 2011

Brandon de Angelo

Diposting oleh Risa Umari Y.A. di 9:10:00 PM



Brandon De Angelo, Hip Hop Dancer Surabaya yang Jajal Peruntungan di Jakarta
Pernah Ditolak, Kini Jadi Andalan Last MinuteMereka yang intens menyaksikan ajang pencarian bakat di salah satu televisi swasta pasti hafal dengan wajah bocah satu ini. Brandon De Angelo. Aksinya menggerakkan tubuh berkali-kali mendapat pujian dari dewan juri. Tampangnya yang imut membuat bocah delapan tahun itu mendapat dukungan dari banyak orang.


“BIASA aja,” jawab Brandon singkat ketika ditanya perasaannya menjadi idola banyak orang. Pemilik nama lengkap Brandon De Angelo itu memang tidak suka banyak bicara. Itu terlihat ketika dia mendapatkan komentar dari Rianti Cartwright atau Sarah Sechan yang menjadi juri di ajang pencarian bakat yang tayang di salah satu televisi swasta. Biasanya dia hanya tersenyum. Yang paling maksimal, dia mengucapkan terima kasih.
Begitu pula ketika ditemui di Rumah Makan Baliwerti milik sang nenek, Rosa Susanto, kemarin pagi (18/5). Bocah yang masih duduk di kelas III SD Cita Hati itu tidak banyak bicara. Kalaupun bicara, perkataannya singkat dan cepat. Sang ayah, Budi Susanto, yang lebih sering menjawab pertanyaan. Sesekali putra pasangan Budi dan Felicia Cindy itu menyahut jika keterangan sang ayah dianggap salah.
Belakangan, nama Brandon menjadi pembicaraan setelah tampil di ajang pencarian bakat yang tayang setiap akhir pekan itu. Anak bungsu di antara dua bersaudara tersebut menjadi heart rob alias pencuri hati banyak penonton karena tidak hanya menari, tapi juga memasukkan unsur komedi dalam koreografinya. Apalagi, dia tergolong sebagai peserta terkecil sekaligus termuda.
Di ajang pencarian bakat tersebut, Brandon menunjukkan keahliannya menari dengan diiringi musik hip hop. Setiap tampil dia mendapat apresiasi positif dari juri. Di penyisihan grup dia menjadi pemenang SMS terbanyak. Itu membuat dia melaju hingga babak semifinal. Hal tersebut tidak diduga karena keluarga tidak mengerahkan orang untuk mengirim SMS demi mendukung bocah kelahiran 10 November 2001 tersebut.
Menurut sang ayah, Brandon menunjukkan ketertarikannya terhadap tari sejak masih berusia setahun. Setiap mendengar lagu dia langsung bergoyang. Untuk membuktikannya, Budi mengeluarkan telepon genggam dan menunjukkan video. Di situ, Brandon yang masih berusia empat tahun terlihat asyik menari dengan diiringi musik dangdut yang terdengar dari televisi di belakangnya.
“Dia selalu begini. Ini cuma salah satu saja,” kata Budi sambil menunjukkan gambar di HP, lantas tersenyum. “Waa, jangan diliatin, Pa. Malu,” kata Brandon sambil berusaha meraih telepon genggam yang dipegang sang ayah. Tahu usahanya tidak berhasil, dia langsung menutup muka dan bersembunyi di bawah meja.
Karena tahu sang anak hobi menggoyangkan badan, Budi menyatakan selalu mendukung. Salah satu caranya, mencarikan keping cakram berisi video Michael Jackson. Tapi, Brandon ternyata tidak tertarik. “Nggak tahu ya. Waktu itu yang ada lagu Thriller. Mungkin dia takut karena masih anak-anak,” tutur Budi.
Dia lantas mencoba video milik Shakira. Pilihan tersebut tidak salah. Setiap saat Brandon melihat dan berusaha menirukan gerakan penyanyi latin tersebut.
Bakat bergoyang Brandon baru tersalurkan ketika dirinya berusia enam tahun. Kala itu dia bersama keluarga menyaksikan sang kakak, Jennifer Angelina, yang tampil di acara sekolah. Jennifer mengikuti ekstrakurikuler yang diasuh Last Minute, kelompok hip hop dancer yang lumayan ngetop di Surabaya. Di akhir acara Last Minute tampil. Brandon langsung jatuh cinta dengan kelompok tersebut.
Sekali lagi Budi tidak tinggal diam. Dia mencari DVD berisi video Last Minute. Setiap hari selama sebulan Brandon memutar DVD tersebut. Budi lantas mengajak Brandon untuk bergabung dengan Last Minute. Mereka datang ke markas Last Minute. Ternyata di sana Brandon ditolak. Alasannya, dia dianggap masih terlalu kecil. “Katanya, anak kecil sulit ngikuti beat musik,” kata Budi.
Tak mau menyerah begitu saja, Budi meminta agar anaknya dites terlebih dulu. Benar saja, ketika melihat aksi Brandon menggerakkan badan, Last Minute langsung tertarik dan menerimanya. Selama latihan dia dibarengkan dengan anak-anak lain. Pada Agustus 2008 Brandon mendapat kesempatan untuk tampil kali pertama. Ternyata, aksinya memikat banyak orang. Sejak saat itu dia mendapat order tampil bersama tim inti Last Minute.
Bisa dibilang, Brandon menjadi salah satu andalan Last Minute. “Soalnya, banyak yang order. Mereka bilang, ‘pakai Brandon ya’,” kata Budi, lantas tertawa. Untuk penampilannya di ajang pencarian bakat tersebut, Brandon dibantu dua personel Last Minute, Edo dan Sammy. Mereka yang memilih lagu sekaligus koreografi untuk Brandon. “Tapi, aku juga kadang minta ada ini itunya,” sahut Brandon.
Ketika ajang pencarian bakat tersebut melangsungkan audisi Februari lalu, Brandon didorong untuk ikut. Dia pun terpilih sebagai salah seorang wakil Surabaya ke Jakarta. “Seneng sih. Tapi, aku takut kalah,” kata Brandon. Dia lantas menyebut Funky Papua, kelompok tari yang beranggota tiga orang, sebagai rival terberat. Seperti Brandon, mereka juga memasukkan unsur komedi dalam koreografinya.
Brandon mengungkapkan, masih ada beberapa gerakan yang belum dikuasainya dengan baik. Salah satunya, windmill, gerakan memutar tubuh hanya dengan bertumpu pada kekuatan tangan. “Aku bisa, tapi belum jago,” kata bocah yang kerap mengisi acara ulang tahun atau wedding itu. Sedangkan yang paling dikuasai Brandon adalah cramping, menggerakkan dada ke depan dan belakang secara terpatah-patah.
Untuk meningkatkan kemampuannya, Brandon melihat rekaman penampilannya, lantas mengevaluasi kekurangannya. Selain itu, dia kerap melihat rekaman penampil lainnya. “Aku tuh pengin nari kalo lihat video orang nari. Terus aku nyoba niru sampai bisa,” kata bocah yang menyatakan suka makan tersebut. Hampir setiap ada waktu luang, bisa dipastikan Brandon memutar video itu.
Menjelang semifinal seperti saat ini, frekuensi melihat video dan berlatih bertambah. Apalagi, sekolahnya sedang libur. “Pihak sekolah mendukung banget. Selain Brandon, ada beberapa siswa Cita Hati yang ikut ajang yang sama,” kata sang ayah. Brandon juga minta dukungan teman sekolah? “Nggak. Kan sudah ada poster yang ditempel. Aku diem aja,” jawab Brandon. (c13/nw)

0 komentar on "Brandon de Angelo"

Posting Komentar


 

Secangkir Capuccinno Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea