Bang Londo Oh Bang Londo

Oleh : Risa Umari Yuli Aliviyanti

Pangkalan Bun, 2 Juli 2011

Berawal dari keinginan saya untuk menjadi penulis, saya mulai mencari info mengenai lomba-lomba yang berkaitan tentang menulis. Saat itu ada lomba menulis yang saya dapatkan di Facebook.

Salah satu syaratnya adalah memfollow beberapa penulis , salah satunya yang Bang Londo ini. Awalnya saya nggak tau seperti apa dan bagaimana perawakan Bang Londo ini. Namun, saya sangat tertarik dengan gaya berbahasa dan guyonannya. Setiap dia muncul di Time Line twitter, saya beranikan diri buat bertanya. Dengan harapan bisa ketularan pinternya dari dia.

Awalnya saya pikir dia nggak bakal membalas mention dari saya. Ee ee ee ternyata dia membalas. Nah, sejak saat itu saya sering mengiriminya mention dengan harapan ketularan pinternya (lagi).

Ternyata, dia itu adalah kakak kelas saya. Walaupun beda zaman. Saya masih baru (baca :muda) dan Bang Londo sudah zaman dulu (baca sendiri). Sejak saya tahu kalau dia itu adalah alumni SMAN 1 Pangkalan Bun, dan merupakan salah satu Putra Kobar yang hebat, saya makin girang deh nyari-nyari bukunya.

Saya memang nggak tahu sama sekali tentang bukunya, setelah ,membuka beberapa blognya, akhirnya saya tahu apa saja bukunya itu, diantaranya :

• Orang Gila (2009)

• Sekejam-kejamnya Ibu Tiri Lebih Kejam Ibu Kost (2009)

• Orang Gila (ada) 2 (2010)

• Hitam Putih (bersama FPMedia, 2010)

• Anak Kos Gokil  bersama Bang Alit Susanto (penulis Shitlicious) dkk. (2010)

• Kompilasi lainnya, Berondong Cinta (2009), Catatan Anak Sekolah (2009), dan Me Vs Bapak Guru (2008)

Amazing, masih muda sudah punya banyak karya. Selamat buat Bang Londo.

Mulai pada cerita. Karena saya sering mengiriminya mention, saya diberitahu bahwa dia akan ke Pangkalan Bun. Katanya Hari Sabtu ada acara on air di salah satu siaran TV di kota ini. Saya mengajak teman saya pergi ke sana.

Semuanya sudah kami siapkan. Daftar pertanyaan, kamera, fotonya Bang Londo, pokoknya komplit deh. Dengan tangan gemeteran dan badan yang dingin, akhirnya kami berdua sampai di stasiun TV itu.

Tampak sepi, seperti tak ada sesuatu. Kami menunggu di luar sekitar 15 menit. Tanpa berani untuk bertanya. Kami memulai ritual doa berdua, saat langkah kami tinggal 5 langkah lagi menuju “pintu kemenangan”, kami putus asa. Kami kembali mundur, dan menunggu di motor lagi.

Hingga saya berniat dan berjanji bakal menemukan Bang Londo sampai keliling tempat ini (halah). Akhirnya saya beranikan diri untuk bertanya, dengan perasaan was-was dan dag dig dug der akhirnya kami bertemu dengan hostnya.

Dengan tangan yang masuk angin, saya bertanya, “Maaf Pak, kami mau nanya nih. Yang penulis dari Kobar yang namanya Gusti Nopandi itu mau ada acara on air ya di sini, Pak ?” “Oh, yang itu. Bukan hari ini dek, mungkin Sabtu depan.”

Jeggerrrr, langsung deh kecewa. Kami kirain hari ini deh, padahal udah nggak sabar ketemu sama Bang Londo. Pas sampai rumah, aku baru lihat twitter, ternyata benar Bang Londo itu mau ada acara on airnya Sabtu depan.

Semoga saja saya bisa bertemu dengan Bang Londo. Soalnya, sepulang dari stasiun itu, setiap ada orang yang naik sepeda saya selalu melihat itu Bang Londo, itu Bang Londo. Ya, seluruh Pangkalan Bun penuh Bang Londo. Walaupun sebenernya saya nggak pernah ketemu langsung, tapi kayaknya wajah ganteng nan kerennya (saya dipaksa bilang ini, disogok serebu) ini sudah memenuhi kepala saya.

Cerita di atas tak membuat saya, Icha dan teman saya Fhemy menyerah untuk bertemu Bang Londo. Seperti apa yang dikatakan Bang Londo, “tulislah keinginanmu, semakin sering kamu menuliskannya maka Insya Allah keinginanmu itu akan terkabul”

Oke, ini keinginan saya :

• Bertemu dengan Bang Londo minggu depan. Sabtu, 9 Juli 2011

• Tidak hanya bertemu, saya juga mau minta foto, tanda tangan, nomer sepatu, nomer togel, dan bertanya apakah ia beneran Brondongnya Melinda Dee ?

• Saya pengen lulus dari SMA dan masuk ke universitas yang saya inginkan

• Saya pengen menjadi penulis seperti Bang Londo

http://risaumari.blogspot.com