Selasa, 31 Mei 2011

Tak Hanya Pintar

by : Risa Umari Y.A. at 7:30:00 PM
Untuk menghadapi persaingan dan tantangan masa depan pintar saja tidak cukup. Anak-anak butuh kemampuan lain, seperti mudah bergaul, tangguh, dan lebih percaya diri dalam menghadapi masa depannya. Semua itu harus dipersiapkan oleh orang tua sejak dini. Dukungan positif orang tua, khususnya ibu, menjadi cara paling efektif untuk mempersiapkan bekal masa depan sang buah hati.
Menurut psikolog dan play therapist, Mayke S Tedjasaputra, penting sekali orang tua melakukan positive parenting, yakni pola pengasuhan yang suportif, konstruktif, dan menyenangkan bagi anak. Yang dimaksud suportif adalah orang tua mendukung perkembangan anak. Sedangkan konstruktif berarti pola pengasuhan dilakukan dengan cara yang positif, menghindari kekerasan dan hukuman. “Juga harus didukung dengan cara yang menyenangkan, misalnya melalui kegiatan bermain,” lanjut Mayke.
Bagaimana agar para ibu dapat menerapkan positive parenting? Menurut Mayke, ada lima hal, seperti berikut:
1. Ciptakan lingkungan aman dan mendukung si kecil memulai melangkah untuk mengeksplorasi dunianya. Dengan demikian orang tua percaya diri dan tidak mudah was-was, serta memberikan kesempatan dan kepercayaan pada anak untuk mencoba hal-hal baru.
2. Perhatian dan dukungan positif awal tumbuh percaya diri. Di sini orang tua harus bisa membina hubungan yang sehat dan lekat. Caranya, sisihkan waktu untuk melakukan kegiatan bersama dan berkomunikasi dengan anak. “Tujuannya agar anak merasa dicintai,” katanya.
3. Tanamkan nilai positif secara konsisten sebagai awal tumbuh bertanggung jawab. Yakni dengan memberikan contoh dan teladan yang baik bagi si kecil. Di antaranya, berikan rambu-rambu pada anak tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, serta pentingnya konsistensi.
4. Orang tua perlu memahami kebutuhan stimulasi yang sesuai untuk tumbuh optimal. Ketahui kelebihan dan kekurangan anak. Berikan pujian yang sesuai ketika anak berhasil dan berikan dukungan saat anak mengalami kegagalan atau ragu-ragu.
5. Orang tua harus bisa mengatasi stres saat berkomunikasi dengan anak. Ini merupakan komunikasi positif dengannya. Caranya, belajar mengendalikan diri dalam mengatasi emosi negatif. Yang juga penting adalah mencari solusi ketika menghadapi masalah.
Di samping lima positive parenting tersebut untuk mendukungnya membutuhkan pertumbuhan fisik yang optimal. Sekjen Persatuan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI), Dr dr Saptawati Bardosono, MSc mengatakan pertumbuhan fisik yang optimal berawal dari nutrisi tepat dan seimbang yang diberikan bunda.
Menurutnya, strategi terbaik untuk meningkatkan nutrisi dan mendukung kebiasaan makan yang baik adalah orang tua harus membuat jadwal hidangan makanan keluarga, dan hidangan yang disajikan harus bervariasi baik makanan utama dan makanan selingan yang sehat. “Sebagai orang tua jadilah contoh dengan selalu mengonsumsi makanan sehat. Selain itu, hindari konflik karena masalah makanan dan libatkan anak dalam proses pemilihan hidangan makanan,” pungkasnya.
Anak balita punya kemampuan luar biasa untuk menyerap kepandaian dan informasi baru dibandingkan anak yang berusia lebih tua. Penelitian menunjukkan, mengenalkan pada kegiatan membaca, bahasa, dan matematika sejak usia balita, akan membuat mereka lebih mudah menangkap pelajaran tersebut nantinya.
Berikut sejumlah cara yang bisa mendorong serta melatih mereka agar memiliki otak cerdas.
1. Mengajak bicara. Ceritakan tentang apa saja padanya. Yang jelas, anak jadi tahu, dia merupakan pusat perhatian Anda. Hal ini akan mendukungnya di dalam perkembangan pengetahuan bahasa dan pemikirannya.
2. Pilih buku anak-anak dengan huruf yang besar dan gambar yang jelas. Hal ini akan menolong anak mengerti apa yang mereka lihat dan juga pelan-pelan belajar membaca kata.
3. Beli kaset/VCD/DVD berbahasa asing. Akan lebih mudah untuk anak balita menangkap bahasa asing daripada di kemudian hari.
4. Beli software komputer untuk anak balita. Banyak software yang melatih kemahiran menggunakan keyboard karena sebelum berusia 2,5 tahun anak cenderung sulit menggunakan mouse.
5. Beli huruf abjad yang terbuat dari plastik dan simpan di kamar mandi. Setiap kali mandi, perkenalkan huruf baru dan lakukan berulang-ulang hingga anak hafal. Dengan cara itu, pelan-pelan anak akan mulai belajar adanya hubungan antara berbicara dan menulis di dalam bahasa.
6. Selalu lakukan pengulangan. Banyak orang tua merasa frustrasi jika anaknya berulang-ulang membaca satu halaman di buku yang sama atau menonton film/VCD yang itu-itu saja. Jangan sebal dan panik! Ini merupakan suatu bagian penting di mana anak mengenal proses informasi.
7. Beli huruf-huruf dan angka-angka yang terbuat dari magnet. Hal ini memungkinkan anak bermain sambil belajar di depan lemari es. Kenalkan kata-kata yang baru setiap minggu.
8. Bacakan satu cerita setiap hari. Baca dengan intonasi dan ekspresi seperti kita sedang bermain drama.
9. Ingat, pendidikan jasmani berhubungan langsung dengan pendidikan akademis. Penelitian menunjukkan, perkembangan otak juga berhubungan erat dengan pendidikan jasmani, seperti merangkak sebelum usia 1 tahun. Jika Anda dan si balita sering melakukan aneka kegiatan olahraga bersama, ini dapat menambah perkembangan fisik serta otak anak. Entah itu berlari-lari, naik kuda, berenang, dan lainnya.
10. Beli satu set pelajaran dan pendidikan untuk anak balita. Termasuk di dalamnya buku-buku, video, kaset, dan bagaimana caranya mengajarkannya. Baca dan belajarlah berdua anak. Membeli ensiklopedia bergambar khusus untuk anak pun tak ada salahnya. (Suaramedia.com)

0 komentar:

Posting Komentar

Selasa, 31 Mei 2011

Tak Hanya Pintar

Diposting oleh Risa Umari Y.A. di 7:30:00 PM
Untuk menghadapi persaingan dan tantangan masa depan pintar saja tidak cukup. Anak-anak butuh kemampuan lain, seperti mudah bergaul, tangguh, dan lebih percaya diri dalam menghadapi masa depannya. Semua itu harus dipersiapkan oleh orang tua sejak dini. Dukungan positif orang tua, khususnya ibu, menjadi cara paling efektif untuk mempersiapkan bekal masa depan sang buah hati.
Menurut psikolog dan play therapist, Mayke S Tedjasaputra, penting sekali orang tua melakukan positive parenting, yakni pola pengasuhan yang suportif, konstruktif, dan menyenangkan bagi anak. Yang dimaksud suportif adalah orang tua mendukung perkembangan anak. Sedangkan konstruktif berarti pola pengasuhan dilakukan dengan cara yang positif, menghindari kekerasan dan hukuman. “Juga harus didukung dengan cara yang menyenangkan, misalnya melalui kegiatan bermain,” lanjut Mayke.
Bagaimana agar para ibu dapat menerapkan positive parenting? Menurut Mayke, ada lima hal, seperti berikut:
1. Ciptakan lingkungan aman dan mendukung si kecil memulai melangkah untuk mengeksplorasi dunianya. Dengan demikian orang tua percaya diri dan tidak mudah was-was, serta memberikan kesempatan dan kepercayaan pada anak untuk mencoba hal-hal baru.
2. Perhatian dan dukungan positif awal tumbuh percaya diri. Di sini orang tua harus bisa membina hubungan yang sehat dan lekat. Caranya, sisihkan waktu untuk melakukan kegiatan bersama dan berkomunikasi dengan anak. “Tujuannya agar anak merasa dicintai,” katanya.
3. Tanamkan nilai positif secara konsisten sebagai awal tumbuh bertanggung jawab. Yakni dengan memberikan contoh dan teladan yang baik bagi si kecil. Di antaranya, berikan rambu-rambu pada anak tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, serta pentingnya konsistensi.
4. Orang tua perlu memahami kebutuhan stimulasi yang sesuai untuk tumbuh optimal. Ketahui kelebihan dan kekurangan anak. Berikan pujian yang sesuai ketika anak berhasil dan berikan dukungan saat anak mengalami kegagalan atau ragu-ragu.
5. Orang tua harus bisa mengatasi stres saat berkomunikasi dengan anak. Ini merupakan komunikasi positif dengannya. Caranya, belajar mengendalikan diri dalam mengatasi emosi negatif. Yang juga penting adalah mencari solusi ketika menghadapi masalah.
Di samping lima positive parenting tersebut untuk mendukungnya membutuhkan pertumbuhan fisik yang optimal. Sekjen Persatuan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI), Dr dr Saptawati Bardosono, MSc mengatakan pertumbuhan fisik yang optimal berawal dari nutrisi tepat dan seimbang yang diberikan bunda.
Menurutnya, strategi terbaik untuk meningkatkan nutrisi dan mendukung kebiasaan makan yang baik adalah orang tua harus membuat jadwal hidangan makanan keluarga, dan hidangan yang disajikan harus bervariasi baik makanan utama dan makanan selingan yang sehat. “Sebagai orang tua jadilah contoh dengan selalu mengonsumsi makanan sehat. Selain itu, hindari konflik karena masalah makanan dan libatkan anak dalam proses pemilihan hidangan makanan,” pungkasnya.
Anak balita punya kemampuan luar biasa untuk menyerap kepandaian dan informasi baru dibandingkan anak yang berusia lebih tua. Penelitian menunjukkan, mengenalkan pada kegiatan membaca, bahasa, dan matematika sejak usia balita, akan membuat mereka lebih mudah menangkap pelajaran tersebut nantinya.
Berikut sejumlah cara yang bisa mendorong serta melatih mereka agar memiliki otak cerdas.
1. Mengajak bicara. Ceritakan tentang apa saja padanya. Yang jelas, anak jadi tahu, dia merupakan pusat perhatian Anda. Hal ini akan mendukungnya di dalam perkembangan pengetahuan bahasa dan pemikirannya.
2. Pilih buku anak-anak dengan huruf yang besar dan gambar yang jelas. Hal ini akan menolong anak mengerti apa yang mereka lihat dan juga pelan-pelan belajar membaca kata.
3. Beli kaset/VCD/DVD berbahasa asing. Akan lebih mudah untuk anak balita menangkap bahasa asing daripada di kemudian hari.
4. Beli software komputer untuk anak balita. Banyak software yang melatih kemahiran menggunakan keyboard karena sebelum berusia 2,5 tahun anak cenderung sulit menggunakan mouse.
5. Beli huruf abjad yang terbuat dari plastik dan simpan di kamar mandi. Setiap kali mandi, perkenalkan huruf baru dan lakukan berulang-ulang hingga anak hafal. Dengan cara itu, pelan-pelan anak akan mulai belajar adanya hubungan antara berbicara dan menulis di dalam bahasa.
6. Selalu lakukan pengulangan. Banyak orang tua merasa frustrasi jika anaknya berulang-ulang membaca satu halaman di buku yang sama atau menonton film/VCD yang itu-itu saja. Jangan sebal dan panik! Ini merupakan suatu bagian penting di mana anak mengenal proses informasi.
7. Beli huruf-huruf dan angka-angka yang terbuat dari magnet. Hal ini memungkinkan anak bermain sambil belajar di depan lemari es. Kenalkan kata-kata yang baru setiap minggu.
8. Bacakan satu cerita setiap hari. Baca dengan intonasi dan ekspresi seperti kita sedang bermain drama.
9. Ingat, pendidikan jasmani berhubungan langsung dengan pendidikan akademis. Penelitian menunjukkan, perkembangan otak juga berhubungan erat dengan pendidikan jasmani, seperti merangkak sebelum usia 1 tahun. Jika Anda dan si balita sering melakukan aneka kegiatan olahraga bersama, ini dapat menambah perkembangan fisik serta otak anak. Entah itu berlari-lari, naik kuda, berenang, dan lainnya.
10. Beli satu set pelajaran dan pendidikan untuk anak balita. Termasuk di dalamnya buku-buku, video, kaset, dan bagaimana caranya mengajarkannya. Baca dan belajarlah berdua anak. Membeli ensiklopedia bergambar khusus untuk anak pun tak ada salahnya. (Suaramedia.com)

0 komentar on "Tak Hanya Pintar"

Posting Komentar


 

Secangkir Capuccinno Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea