Jumat, 11 Maret 2011

In memorian

by : Risa Umari Y.A. at 11:48:00 PM

Apakah kalian masih mengingatnya ?
Lebih dari satu bulan pasti membuat kita dekat dan mengenal satu sama lain. Aku di sini bertindak sebagai pengamat kalian (lebih tepatnya kita)


-         ingatkah kalian pada Edrik Tjandra ? dengan gayanya yang lebay, yang lucu, dan gaya bertepuk tangannya. Anak ini sangat mirip dengannya. Memiliki cita-cita menjadi seorang Putri Pariwisata. Suka banget dibilang cantik dan seksi. Entah mengapa. Aku merasa minder dekat dengannya. Ah, lebih tepatnya dia yang minder. Kalo ngambil kerupuk dan ikan, sukanya pake piring sendiri.

-         Tak ada orang yang tak ingin tertawa dan membahagiakan orang lain. Namun, anak ini kalo dibilang lucu malah menolak. Memiliki wajah seindah senyumku. Berperawakan tinggi dan putih. Memiliki gigi gingsul, namun itu membuatnya menjadi manis. Orangnya lembut, yang pastinya cantik. Dia mulai senyum, terus mulai ambungan.

-         ‘Aldo makannya apa ?’ katanya sih dia imut dan ganteng. Yang bilangin itu mungkin lagi kelilipan. Hahaha. Ngefans berat sama tetangganya. Paling eksisi. Sepanjang jalan Tambun Bungai – asjid dia selalu minta difotoin. Ketawanya yang paling renyah dan nggak malu-malu. Ingatkah engkau pada kejadian di dalam bioskop minggu lalu ? apa yang kau lakukan, nak ? Apa pula yang kau lakukan di kamar mandi dan duduk manis di angkot ? Dengan penyakit ‘gatal’mu ? Saat kau bersekongkol untuk menyembunyikan kunci kamar kami ? Saat kau melotot menonton jenglot ? Kenanglah semuanya.

-         _sudah-sudah, aku sudah ngomong banyak sama kalian_ orangnya pendiam, namun kayaknya memang malu-malu kucing. Tak pernah mencicipi apapun sebelum kita memberikan padanya. Menghafal dengan cepat. Tak terlalu banyak yang ku ketahui. Dia pernah mau jatuh saat naik angkot. Taukah kau ? untung ada yang menariknya ke dalam angkot (lagi).

-         Jauh-jauh ke Palangka Raya hanya untuk cabut gigi. Makanan sehari-harinya pisang. Namun lumayan untuk mengurangi budget membeli snack. Jarang makan nasi. Dikarenakan giginya yang dicabut. Pencipta lagu dan yel-yel yang untungnya menjadi juara. Bagian yang paling kita ingat “FAKIR MISKIN DAN ANAK TERLANTAR DIPELIHARA OLEH NEGARA” itu makanan hafalan sehari-harinya.

-         Susah memanggil namanya. Sering buat dosa dan bikin dia kesel kalo manggilnya sepatah-sepatah. Sempet sakit sebelum berangkat. Untungnya langsung sehat setelah melihat senyumku yang paling menawan. Kadang suka sebel kalo aku ketawa. Entah apa alasannya. Apakah ketawaku ini mematikan ? Maut ? Atau dahsyat ? lanjutkan untuk memberikan grasi dan rehabilitasi.

-         Suka teriak-teriak sendiri kalo di kamar mandi. Masa sih ? Kayaknya enggak deh. Maksudnya nggak hanya di kamar mandi. Entah kenapa suka parno sendiri. Kalo mandi paling lama. Aku aja dua menit jadi –mandi bebek-. Kalo tidur juga kadang-kadang nggak sadar kalo HPnya bunyi. Tidurnya pindah-pindah, dan lama. Sebenernya nggak lama, tapi kami semua lebih cepat. Kalo di pasar juga. (hush, nggak boleh ngomongin orang lain)

-         “panggil dia Salsa” entah kenapa lebih enak kalo pagi manggilnya itu. Dan malam dengan panggilan satunya. Termasuk tipe orang yang suka banget mahojan dengan kembarannya. Tiada hari tanpa mahojan. Apakah kau ingat tentang baleng ? Saat kau dan kembaranmu menangis terharu melihat Aldo ? Dan temanmu memberimu boneka pink ? Saat kau memasukkan handy cam ke ventilasi ? Memberiku tangan bekas ‘garuk’ ? Menyembunyikan kunci kamar kami ? Boxer doraemon ?

-         “Ipiiinn” kata seseorang, parfummu membuat ketenangan. Dia yang paling histeris saat tertawa. Paling histeris saat menonton Jenglot Tanpa Jendela. Tak meneteskan air mata saat di kamera. Namun meraung-raung sesampainya di rumah. Salah satu warung berjalan. Tidur dan duduk bersamanya selalu damai. Karena banyak makanan tersaji. Kadang berwajah innocent saat kejadian di kamar mandi. Suka ngacangin kedua kembaran di atas itu. Namun aku dan dia memiliki obsesi agar bisa bermain beat box

-         Katanya jenglot. Masa sih ? Menurutku, dia itu imut kayak marmut, baik hati, dan senyumnya itu waoow membuatku meleleh. Belum sempat kenalan dengannya. Dia sering terkena ketidak adilan saudara kembar itu. Dihojanin dan dikasih bekas ‘garukan’ mautnya. Namun dia tetap sabar, tabah, dan tersenyum. Tak ikut nonton Jenglot Tanpa Jendela dengan alasan takut menambah dosa dan ingin jalan-jalan saja. Sungguh, anak yang baik, imut, murah senyum, sabar, dan alim tentunya. Ck ck ck.

0 komentar:

Posting Komentar

Jumat, 11 Maret 2011

In memorian

Diposting oleh Risa Umari Y.A. di 11:48:00 PM

Apakah kalian masih mengingatnya ?
Lebih dari satu bulan pasti membuat kita dekat dan mengenal satu sama lain. Aku di sini bertindak sebagai pengamat kalian (lebih tepatnya kita)


-         ingatkah kalian pada Edrik Tjandra ? dengan gayanya yang lebay, yang lucu, dan gaya bertepuk tangannya. Anak ini sangat mirip dengannya. Memiliki cita-cita menjadi seorang Putri Pariwisata. Suka banget dibilang cantik dan seksi. Entah mengapa. Aku merasa minder dekat dengannya. Ah, lebih tepatnya dia yang minder. Kalo ngambil kerupuk dan ikan, sukanya pake piring sendiri.

-         Tak ada orang yang tak ingin tertawa dan membahagiakan orang lain. Namun, anak ini kalo dibilang lucu malah menolak. Memiliki wajah seindah senyumku. Berperawakan tinggi dan putih. Memiliki gigi gingsul, namun itu membuatnya menjadi manis. Orangnya lembut, yang pastinya cantik. Dia mulai senyum, terus mulai ambungan.

-         ‘Aldo makannya apa ?’ katanya sih dia imut dan ganteng. Yang bilangin itu mungkin lagi kelilipan. Hahaha. Ngefans berat sama tetangganya. Paling eksisi. Sepanjang jalan Tambun Bungai – asjid dia selalu minta difotoin. Ketawanya yang paling renyah dan nggak malu-malu. Ingatkah engkau pada kejadian di dalam bioskop minggu lalu ? apa yang kau lakukan, nak ? Apa pula yang kau lakukan di kamar mandi dan duduk manis di angkot ? Dengan penyakit ‘gatal’mu ? Saat kau bersekongkol untuk menyembunyikan kunci kamar kami ? Saat kau melotot menonton jenglot ? Kenanglah semuanya.

-         _sudah-sudah, aku sudah ngomong banyak sama kalian_ orangnya pendiam, namun kayaknya memang malu-malu kucing. Tak pernah mencicipi apapun sebelum kita memberikan padanya. Menghafal dengan cepat. Tak terlalu banyak yang ku ketahui. Dia pernah mau jatuh saat naik angkot. Taukah kau ? untung ada yang menariknya ke dalam angkot (lagi).

-         Jauh-jauh ke Palangka Raya hanya untuk cabut gigi. Makanan sehari-harinya pisang. Namun lumayan untuk mengurangi budget membeli snack. Jarang makan nasi. Dikarenakan giginya yang dicabut. Pencipta lagu dan yel-yel yang untungnya menjadi juara. Bagian yang paling kita ingat “FAKIR MISKIN DAN ANAK TERLANTAR DIPELIHARA OLEH NEGARA” itu makanan hafalan sehari-harinya.

-         Susah memanggil namanya. Sering buat dosa dan bikin dia kesel kalo manggilnya sepatah-sepatah. Sempet sakit sebelum berangkat. Untungnya langsung sehat setelah melihat senyumku yang paling menawan. Kadang suka sebel kalo aku ketawa. Entah apa alasannya. Apakah ketawaku ini mematikan ? Maut ? Atau dahsyat ? lanjutkan untuk memberikan grasi dan rehabilitasi.

-         Suka teriak-teriak sendiri kalo di kamar mandi. Masa sih ? Kayaknya enggak deh. Maksudnya nggak hanya di kamar mandi. Entah kenapa suka parno sendiri. Kalo mandi paling lama. Aku aja dua menit jadi –mandi bebek-. Kalo tidur juga kadang-kadang nggak sadar kalo HPnya bunyi. Tidurnya pindah-pindah, dan lama. Sebenernya nggak lama, tapi kami semua lebih cepat. Kalo di pasar juga. (hush, nggak boleh ngomongin orang lain)

-         “panggil dia Salsa” entah kenapa lebih enak kalo pagi manggilnya itu. Dan malam dengan panggilan satunya. Termasuk tipe orang yang suka banget mahojan dengan kembarannya. Tiada hari tanpa mahojan. Apakah kau ingat tentang baleng ? Saat kau dan kembaranmu menangis terharu melihat Aldo ? Dan temanmu memberimu boneka pink ? Saat kau memasukkan handy cam ke ventilasi ? Memberiku tangan bekas ‘garuk’ ? Menyembunyikan kunci kamar kami ? Boxer doraemon ?

-         “Ipiiinn” kata seseorang, parfummu membuat ketenangan. Dia yang paling histeris saat tertawa. Paling histeris saat menonton Jenglot Tanpa Jendela. Tak meneteskan air mata saat di kamera. Namun meraung-raung sesampainya di rumah. Salah satu warung berjalan. Tidur dan duduk bersamanya selalu damai. Karena banyak makanan tersaji. Kadang berwajah innocent saat kejadian di kamar mandi. Suka ngacangin kedua kembaran di atas itu. Namun aku dan dia memiliki obsesi agar bisa bermain beat box

-         Katanya jenglot. Masa sih ? Menurutku, dia itu imut kayak marmut, baik hati, dan senyumnya itu waoow membuatku meleleh. Belum sempat kenalan dengannya. Dia sering terkena ketidak adilan saudara kembar itu. Dihojanin dan dikasih bekas ‘garukan’ mautnya. Namun dia tetap sabar, tabah, dan tersenyum. Tak ikut nonton Jenglot Tanpa Jendela dengan alasan takut menambah dosa dan ingin jalan-jalan saja. Sungguh, anak yang baik, imut, murah senyum, sabar, dan alim tentunya. Ck ck ck.

0 komentar on "In memorian"

Posting Komentar


 

Secangkir Capuccinno Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea