Sabtu, 11 Agustus 2012

Sebuah Nama, Sebuah Cerita, Dalam Dua Jiwa yang Berbeda

by : Risa Umari Y.A. at 7:30:00 AM
mungkin sebuah nama sudah terpatri kuat dalam kepalaku. dan juga dalam hidupku. tak mudah memang melewati hari demi hari yang keras ini dengan sebuah nama tanpa ada sebuah kejelasan. tanpa ada sebuah jawaban. aku mengutarakan sebuah pertanyaan pada nama tersebut. hah, pertanyaan yang tak penting. pertanyaan yang sebenarnya aku tak berani untuk melontarkannya. pertanyaan yang hanya kusimpan sendiri saja.

memang benar, tak ada yang butuh diberi jawaban. tak ada jawaban atas pertanyaan yang selama ini kusimpan rapat. pertanyaan yang keluar tanpa adanya suara. pertanyaan yang selalu membawaku dalam enam tahun ketakutan. takut jikalau semua prasangka indah itu menguap. berganti menjadi kenyataan yang pahit dan getir.


entahlah, hanya menelisik diam-diam. sesekali melirik saat matanya terpejam. tak lebih dar itu. karena aku tak memiliki daya upaya apapun untuk melakukan yang lebih. untuk mengeluarkan pertanyaan itu walau hanya berbisik.

sebuah nama. dari ia lah aku banyak belajar. tak langsung kepada empunya nama. dari segala ketakutan dan rasa was-was yang aku hadapi, aku belajar. dari sebuah kekecewaan. bukan kekecewaan penolakan ataupun kekecewaan yang geir. namun kecewa secara perlahan. jarum kecil yang diam-diam menghujam dan membuatku rapuh. semuanya kulakukan dengan diam-diam. karena aku hanya daun gugur.

kini nama itu mulai memudar dalam daya imajinasi seorang pemimpin ulung sepertiku. kemudian membucah hebat saat perjamuan cangkir-cangkir cappuccino. sungguh, ini terjadi di luar dugaan. tetap saja aku menyeduah cappuccino hangat. dan ia menyeruput cappuccino dinginnya dengan es batu yang beku dan kaku.

kini saat aku menghadapi dunia yang berbeda, nama itu kembali menyeruak. dengan jiwa yang berbeda. namun nama yang sama. 

aku tau kita ingin sekali menyeduh cappucinno itu. namun kau tahu? jarak dan waktu selalu saja bahagia menari di antara kita. umm harapan semu. apa yang bisa dilakukan untukmu olehku jikalau mata, tubuh, dan jiwa ini tak pernah berpandangan? apa yang bisa diharapkan?

lagi-lagi aku hanya seorang punuk merindukan pangeran. itulah, sebuah nama, dengan cerita pahit yang sama, dalam dua jiwa yang berbeda.

dan keduanya membuatku candu untuk kembali duduk bersama menenggak cappuccinno.


Pangkalan Bun, 11 Agustus 2012
at : 07.27
Tuhan, aku menyerah berbicara cinta

http://risaumari.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar

Sabtu, 11 Agustus 2012

Sebuah Nama, Sebuah Cerita, Dalam Dua Jiwa yang Berbeda

Diposting oleh Risa Umari Y.A. di 7:30:00 AM
mungkin sebuah nama sudah terpatri kuat dalam kepalaku. dan juga dalam hidupku. tak mudah memang melewati hari demi hari yang keras ini dengan sebuah nama tanpa ada sebuah kejelasan. tanpa ada sebuah jawaban. aku mengutarakan sebuah pertanyaan pada nama tersebut. hah, pertanyaan yang tak penting. pertanyaan yang sebenarnya aku tak berani untuk melontarkannya. pertanyaan yang hanya kusimpan sendiri saja.

memang benar, tak ada yang butuh diberi jawaban. tak ada jawaban atas pertanyaan yang selama ini kusimpan rapat. pertanyaan yang keluar tanpa adanya suara. pertanyaan yang selalu membawaku dalam enam tahun ketakutan. takut jikalau semua prasangka indah itu menguap. berganti menjadi kenyataan yang pahit dan getir.


entahlah, hanya menelisik diam-diam. sesekali melirik saat matanya terpejam. tak lebih dar itu. karena aku tak memiliki daya upaya apapun untuk melakukan yang lebih. untuk mengeluarkan pertanyaan itu walau hanya berbisik.

sebuah nama. dari ia lah aku banyak belajar. tak langsung kepada empunya nama. dari segala ketakutan dan rasa was-was yang aku hadapi, aku belajar. dari sebuah kekecewaan. bukan kekecewaan penolakan ataupun kekecewaan yang geir. namun kecewa secara perlahan. jarum kecil yang diam-diam menghujam dan membuatku rapuh. semuanya kulakukan dengan diam-diam. karena aku hanya daun gugur.

kini nama itu mulai memudar dalam daya imajinasi seorang pemimpin ulung sepertiku. kemudian membucah hebat saat perjamuan cangkir-cangkir cappuccino. sungguh, ini terjadi di luar dugaan. tetap saja aku menyeduah cappuccino hangat. dan ia menyeruput cappuccino dinginnya dengan es batu yang beku dan kaku.

kini saat aku menghadapi dunia yang berbeda, nama itu kembali menyeruak. dengan jiwa yang berbeda. namun nama yang sama. 

aku tau kita ingin sekali menyeduh cappucinno itu. namun kau tahu? jarak dan waktu selalu saja bahagia menari di antara kita. umm harapan semu. apa yang bisa dilakukan untukmu olehku jikalau mata, tubuh, dan jiwa ini tak pernah berpandangan? apa yang bisa diharapkan?

lagi-lagi aku hanya seorang punuk merindukan pangeran. itulah, sebuah nama, dengan cerita pahit yang sama, dalam dua jiwa yang berbeda.

dan keduanya membuatku candu untuk kembali duduk bersama menenggak cappuccinno.


Pangkalan Bun, 11 Agustus 2012
at : 07.27
Tuhan, aku menyerah berbicara cinta

http://risaumari.blogspot.com

0 komentar on "Sebuah Nama, Sebuah Cerita, Dalam Dua Jiwa yang Berbeda"

Posting Komentar


 

Secangkir Capuccinno Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea