Senin, 23 Juli 2012

Doaku Rabb

by : Risa Umari Y.A. at 9:45:00 PM
Allah, dalam diam dan kegelapan aku menangis. Aku tak tahu harus menceritakannya pada siapa lagi. Jika aku menceritakannya pada orang lain, aku tak akan mendapatkan jawaban yang pas, dan mendapatkan sebuah penyelesaian atas misteri hidupku. Aku yakin Kau mampu atasi ini Ya Rabb. Karena kaulah yang berkuasa atas raga dan semuanya ini.
Aku memiliki permintaan sederhana. Tak sederhana juga mungkin, namun ini adalah jeritan kecil dari hati kecil hamba yang sangat kecil di hadapan-Mu ini Rabb.

• Ya Rabb, secara sadar ataupun tidak seringkali aku membuat orangtuaku menangis. Aku memang tak pernah melihat air mata turun dari kedua mata indahnya. Namun aku tahu jika hatinya dipenuhi oleh air mata. Air mata yang terlepas dari topangan kelopak mata bisa saja disekat., bisa saja diobati dengan senyum yang telah mereka tunjukkan. Jiwaku yang rapuh dan lemah ini tak mampu menjamah dalamnya mutiara kasih keduanya. Tak mampu tangan berpeluh ini untuk menyekat air mata di dalamnya. Tak mampu menutup goresan lukanya. Kalau begini, kata ‘maaf’ dan tangis penyesalan tak mampu menutup goresan luka itu. ah, bagaimana ini?
Aku menangis dalam diam malam, di balik kelam yang semakin mencekam. Sudahkah aku membuat keduanya tersenyum? Pernahkah aku membuatnya bangga terhadapku? Atau, aku hanya dapat membuatnya menangis, kecewa, bahkan menyesaliku? Ya Allah, apa yang bisa aku berikan pada keduanya? Mereka mengharapkanku untuk menjadi seorang pemenang bukan jadi seorang pecundang. Memelukku dengan hangat, erat, dan menangis
bahagia untukku. Menangis bahagia karenaku, Ya Rabb. Aku ingin Kau jaga dia. Ampunilah dosa keduanya, panjangkanlah umurnya, berikanlah kebahagiaan dunia akhirat, dan bisikkan pada keduanya betapa aku mencintai mereka. Agar setiap langkahku dinaungi oleh restu keduanya, agar aku menjadi seorang pemenang yang membuat mereka tersenyum, tersenyum, dan tersenyum. Dan kuharap senyum itu takkan pernah padam. Hitunglah berapa tetes peluh keringat yang mereka keluarkan, dan balaslah dengan 1000 kebaikan di tiap tetesnya. Ya Rabb, aku menyayangi dan mencintai mereka. Robbighfirlii waliwaalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo.

• Untuk mereka yang membuatku memekarkan senyum bahagia. yang memberikan semangat di hidupku. Aku merasakan betapa indahnya sebuah persahabatan. Telah banyak aku mengenal orang, telah banyak kami berbagi cerita, semuanya berbekas di hatiku. Semuanya memiliki kesan dan pesan untukku. Dan aku dapat melihat ketulusan dari mata-mata mereka. Ketulusan dari setiap kata dan semangat yang terucap. Aku mengucapkan banyak terima kasih untuk mereka. Akan coba aku tuliskan di sini, sebagai kenangan bagiku, kau, dan mereka. Sebagai ucapan syukur padamu Ilahi. Karena kau telah mengirimkan mereka untukku. Dek Iput, Cumut, Epen, Nanak, Ein, Empep, Wara, Eteng, Linong, Kak Dospi, Renjaaa, Tepi, Reja, dan seluruh anak2 SCIETUS tempat aku menuntut ilmu dan berbagi cerita bersamanya. Terlalu banyak Kau berikan orang-orang baik, sehingga aku tak sanggup menuliskannya satu-satu. Allah, beri aku petunjuk bagaimana caraku untuk membalas senyum dan semangat mereka! Berikanlah kebahagiaan pada mereka, lindungilah. Aku sangat mencintai kalian

• Seseorang yang pernah mengisi kekosongan hati ini. hati yang semakin hari semakin tua dan kering. Kau datang mengguyurkan dengan cinta yang tak pernah kudapat dari yang lainnya. Rasa cinta saat remaja yang begitu indah. Walau kisah cintaku semuanya tak berjalan mulus. Awal sebuah cerita percintaan ini begitu indah, dan begitu menarik. Menggugah selera. Tak lebih dari satu minggu masalah selalu datang menimpa kita. bertubi-tubi. Kita tetap tegar dan berusaha memperbaikinya berdua. Dengan rasa cinta dan kepercayaan yang kita miliki. Namun saat aku memerlukan seorang motivator, seseorang yang dapat kujadikan sebagai pelabuhan rindu dan cerita ini pergi. Ah~ memang tak manusiawi. Kau pergi di saat yang tak tepat. Aku tahu jika dalam sebuah pertemuan harus ada perpisahan. Jika ada kisah bahagia, pasti ada kisah sedih. Yah inilah yang aku alami sekarang. Aku tak cukup kuat untuk melewati semua ini. ada sebuah penyesalan dan tanda Tanya besar yang masih saja kupikirkan. Apa penyebab perpisahan ini? Mungkin masalah waktu? Waktu memang tak pernah member jawaban yang jelas atas ketidak tahuanku. Waktu membunuhku untuk menyelesaikan ini semua. Karena waktunya yang telah habis. lagi-lagi kau mengatakan, “biar waktu yang akan menjawabnya.” Bagaimana ia dapat menjawab pertanyaanku ini jika aku terus membencinya, ia terus menyakitiku, ia menjerumusanku dalam jurang penyesalan. Dan nampaknya aku harus mulai menggunakan waktu dengan baik, tanpa menyia-nyiakannya sedikitpun. Pengharapan selalu muncul di benakku. Apakah kau dapat membedakan antara impian, mimpi, pengharapan, dan ngarep? Lebih tepatnya aku memiliki cita-cita atas hal ini. karena aku berusaha sekuat tenaga, dan aku bersujud di bawah kuasaMu, Rabb. Iya nggak sih? Sekarang jagalah dia Rabb, buatlah dia tersenyum bahagia. mungkin kebahagiaan akan dia dapatkan dengan yang lain. bukan denganku. Begitu pula denganku. Mungkin jika kami bersama hanya ada tangisan. Dan dengan perpisahan ini membuat kami lebih dewasa, mengerti makna kehidupan, dan bahagia dengan cinta yang lain. terimakasih atas kasih yang kau beri, walaupun mungkin kasih itu tak tulus dan sangat singkat. :’) (‘3’)

• Sampai hari ini, 7 maret 2012 aku masih sering bermimpi tentangmu. Membayangkanmu berada di sisiku. Menangis bersamaku, tertawa bersama, dan memberiku kedamaian hati. Aing

0 komentar:

Posting Komentar

Senin, 23 Juli 2012

Doaku Rabb

Diposting oleh Risa Umari Y.A. di 9:45:00 PM
Allah, dalam diam dan kegelapan aku menangis. Aku tak tahu harus menceritakannya pada siapa lagi. Jika aku menceritakannya pada orang lain, aku tak akan mendapatkan jawaban yang pas, dan mendapatkan sebuah penyelesaian atas misteri hidupku. Aku yakin Kau mampu atasi ini Ya Rabb. Karena kaulah yang berkuasa atas raga dan semuanya ini.
Aku memiliki permintaan sederhana. Tak sederhana juga mungkin, namun ini adalah jeritan kecil dari hati kecil hamba yang sangat kecil di hadapan-Mu ini Rabb.

• Ya Rabb, secara sadar ataupun tidak seringkali aku membuat orangtuaku menangis. Aku memang tak pernah melihat air mata turun dari kedua mata indahnya. Namun aku tahu jika hatinya dipenuhi oleh air mata. Air mata yang terlepas dari topangan kelopak mata bisa saja disekat., bisa saja diobati dengan senyum yang telah mereka tunjukkan. Jiwaku yang rapuh dan lemah ini tak mampu menjamah dalamnya mutiara kasih keduanya. Tak mampu tangan berpeluh ini untuk menyekat air mata di dalamnya. Tak mampu menutup goresan lukanya. Kalau begini, kata ‘maaf’ dan tangis penyesalan tak mampu menutup goresan luka itu. ah, bagaimana ini?
Aku menangis dalam diam malam, di balik kelam yang semakin mencekam. Sudahkah aku membuat keduanya tersenyum? Pernahkah aku membuatnya bangga terhadapku? Atau, aku hanya dapat membuatnya menangis, kecewa, bahkan menyesaliku? Ya Allah, apa yang bisa aku berikan pada keduanya? Mereka mengharapkanku untuk menjadi seorang pemenang bukan jadi seorang pecundang. Memelukku dengan hangat, erat, dan menangis
bahagia untukku. Menangis bahagia karenaku, Ya Rabb. Aku ingin Kau jaga dia. Ampunilah dosa keduanya, panjangkanlah umurnya, berikanlah kebahagiaan dunia akhirat, dan bisikkan pada keduanya betapa aku mencintai mereka. Agar setiap langkahku dinaungi oleh restu keduanya, agar aku menjadi seorang pemenang yang membuat mereka tersenyum, tersenyum, dan tersenyum. Dan kuharap senyum itu takkan pernah padam. Hitunglah berapa tetes peluh keringat yang mereka keluarkan, dan balaslah dengan 1000 kebaikan di tiap tetesnya. Ya Rabb, aku menyayangi dan mencintai mereka. Robbighfirlii waliwaalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo.

• Untuk mereka yang membuatku memekarkan senyum bahagia. yang memberikan semangat di hidupku. Aku merasakan betapa indahnya sebuah persahabatan. Telah banyak aku mengenal orang, telah banyak kami berbagi cerita, semuanya berbekas di hatiku. Semuanya memiliki kesan dan pesan untukku. Dan aku dapat melihat ketulusan dari mata-mata mereka. Ketulusan dari setiap kata dan semangat yang terucap. Aku mengucapkan banyak terima kasih untuk mereka. Akan coba aku tuliskan di sini, sebagai kenangan bagiku, kau, dan mereka. Sebagai ucapan syukur padamu Ilahi. Karena kau telah mengirimkan mereka untukku. Dek Iput, Cumut, Epen, Nanak, Ein, Empep, Wara, Eteng, Linong, Kak Dospi, Renjaaa, Tepi, Reja, dan seluruh anak2 SCIETUS tempat aku menuntut ilmu dan berbagi cerita bersamanya. Terlalu banyak Kau berikan orang-orang baik, sehingga aku tak sanggup menuliskannya satu-satu. Allah, beri aku petunjuk bagaimana caraku untuk membalas senyum dan semangat mereka! Berikanlah kebahagiaan pada mereka, lindungilah. Aku sangat mencintai kalian

• Seseorang yang pernah mengisi kekosongan hati ini. hati yang semakin hari semakin tua dan kering. Kau datang mengguyurkan dengan cinta yang tak pernah kudapat dari yang lainnya. Rasa cinta saat remaja yang begitu indah. Walau kisah cintaku semuanya tak berjalan mulus. Awal sebuah cerita percintaan ini begitu indah, dan begitu menarik. Menggugah selera. Tak lebih dari satu minggu masalah selalu datang menimpa kita. bertubi-tubi. Kita tetap tegar dan berusaha memperbaikinya berdua. Dengan rasa cinta dan kepercayaan yang kita miliki. Namun saat aku memerlukan seorang motivator, seseorang yang dapat kujadikan sebagai pelabuhan rindu dan cerita ini pergi. Ah~ memang tak manusiawi. Kau pergi di saat yang tak tepat. Aku tahu jika dalam sebuah pertemuan harus ada perpisahan. Jika ada kisah bahagia, pasti ada kisah sedih. Yah inilah yang aku alami sekarang. Aku tak cukup kuat untuk melewati semua ini. ada sebuah penyesalan dan tanda Tanya besar yang masih saja kupikirkan. Apa penyebab perpisahan ini? Mungkin masalah waktu? Waktu memang tak pernah member jawaban yang jelas atas ketidak tahuanku. Waktu membunuhku untuk menyelesaikan ini semua. Karena waktunya yang telah habis. lagi-lagi kau mengatakan, “biar waktu yang akan menjawabnya.” Bagaimana ia dapat menjawab pertanyaanku ini jika aku terus membencinya, ia terus menyakitiku, ia menjerumusanku dalam jurang penyesalan. Dan nampaknya aku harus mulai menggunakan waktu dengan baik, tanpa menyia-nyiakannya sedikitpun. Pengharapan selalu muncul di benakku. Apakah kau dapat membedakan antara impian, mimpi, pengharapan, dan ngarep? Lebih tepatnya aku memiliki cita-cita atas hal ini. karena aku berusaha sekuat tenaga, dan aku bersujud di bawah kuasaMu, Rabb. Iya nggak sih? Sekarang jagalah dia Rabb, buatlah dia tersenyum bahagia. mungkin kebahagiaan akan dia dapatkan dengan yang lain. bukan denganku. Begitu pula denganku. Mungkin jika kami bersama hanya ada tangisan. Dan dengan perpisahan ini membuat kami lebih dewasa, mengerti makna kehidupan, dan bahagia dengan cinta yang lain. terimakasih atas kasih yang kau beri, walaupun mungkin kasih itu tak tulus dan sangat singkat. :’) (‘3’)

• Sampai hari ini, 7 maret 2012 aku masih sering bermimpi tentangmu. Membayangkanmu berada di sisiku. Menangis bersamaku, tertawa bersama, dan memberiku kedamaian hati. Aing

0 komentar on "Doaku Rabb"

Posting Komentar


 

Secangkir Capuccinno Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea