Allah, dalam diam dan kegelapan aku menangis. Aku tak tahu harus
menceritakannya pada siapa lagi. Jika aku menceritakannya pada orang
lain, aku tak akan mendapatkan jawaban yang pas, dan mendapatkan sebuah
penyelesaian atas misteri hidupku. Aku yakin Kau mampu atasi ini Ya
Rabb. Karena kaulah yang berkuasa atas raga dan semuanya ini.
Aku
memiliki permintaan sederhana. Tak sederhana juga mungkin, namun ini
adalah jeritan kecil dari hati kecil hamba yang sangat kecil di
hadapan-Mu ini Rabb.
• Ya Rabb, secara sadar ataupun tidak
seringkali aku membuat orangtuaku menangis. Aku memang tak pernah
melihat air mata turun dari kedua mata indahnya. Namun aku tahu jika
hatinya dipenuhi oleh air mata. Air mata yang terlepas dari topangan
kelopak mata bisa saja disekat., bisa saja diobati dengan senyum yang
telah mereka tunjukkan. Jiwaku yang rapuh dan lemah ini tak mampu
menjamah dalamnya mutiara kasih keduanya. Tak mampu tangan berpeluh ini
untuk menyekat air mata di dalamnya. Tak mampu menutup goresan lukanya.
Kalau begini, kata ‘maaf’ dan tangis penyesalan tak mampu menutup
goresan luka itu. ah, bagaimana ini?
Aku menangis dalam diam malam,
di balik kelam yang semakin mencekam. Sudahkah aku membuat keduanya
tersenyum? Pernahkah aku membuatnya bangga terhadapku? Atau, aku hanya
dapat membuatnya menangis, kecewa, bahkan menyesaliku? Ya Allah, apa
yang bisa aku berikan pada keduanya? Mereka mengharapkanku untuk menjadi
seorang pemenang bukan jadi seorang pecundang. Memelukku dengan hangat,
erat, dan menangis
bahagia untukku. Menangis bahagia karenaku, Ya Rabb.
Aku ingin Kau jaga dia. Ampunilah dosa keduanya, panjangkanlah umurnya,
berikanlah kebahagiaan dunia akhirat, dan bisikkan pada keduanya betapa
aku mencintai mereka. Agar setiap langkahku dinaungi oleh restu
keduanya, agar aku menjadi seorang pemenang yang membuat mereka
tersenyum, tersenyum, dan tersenyum. Dan kuharap senyum itu takkan
pernah padam. Hitunglah berapa tetes peluh keringat yang mereka
keluarkan, dan balaslah dengan 1000 kebaikan di tiap tetesnya. Ya Rabb,
aku menyayangi dan mencintai mereka. Robbighfirlii waliwaalidayya
warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo.
• Untuk mereka yang
membuatku memekarkan senyum bahagia. yang memberikan semangat di
hidupku. Aku merasakan betapa indahnya sebuah persahabatan. Telah banyak
aku mengenal orang, telah banyak kami berbagi cerita, semuanya berbekas
di hatiku. Semuanya memiliki kesan dan pesan untukku. Dan aku dapat
melihat ketulusan dari mata-mata mereka. Ketulusan dari setiap kata dan
semangat yang terucap. Aku mengucapkan banyak terima kasih untuk mereka.
Akan coba aku tuliskan di sini, sebagai kenangan bagiku, kau, dan
mereka. Sebagai ucapan syukur padamu Ilahi. Karena kau telah mengirimkan
mereka untukku. Dek Iput, Cumut, Epen, Nanak, Ein, Empep, Wara, Eteng,
Linong, Kak Dospi, Renjaaa, Tepi, Reja, dan seluruh anak2 SCIETUS tempat
aku menuntut ilmu dan berbagi cerita bersamanya. Terlalu banyak Kau
berikan orang-orang baik, sehingga aku tak sanggup menuliskannya
satu-satu. Allah, beri aku petunjuk bagaimana caraku untuk membalas
senyum dan semangat mereka! Berikanlah kebahagiaan pada mereka,
lindungilah. Aku sangat mencintai kalian
• Seseorang yang pernah mengisi kekosongan hati ini. hati yang semakin
hari semakin tua dan kering. Kau datang mengguyurkan dengan cinta yang
tak pernah kudapat dari yang lainnya. Rasa cinta saat remaja yang begitu
indah. Walau kisah cintaku semuanya tak berjalan mulus. Awal sebuah
cerita percintaan ini begitu indah, dan begitu menarik. Menggugah
selera. Tak lebih dari satu minggu masalah selalu datang menimpa kita.
bertubi-tubi. Kita tetap tegar dan berusaha memperbaikinya berdua.
Dengan rasa cinta dan kepercayaan yang kita miliki. Namun saat aku
memerlukan seorang motivator, seseorang yang dapat kujadikan sebagai
pelabuhan rindu dan cerita ini pergi. Ah~ memang tak manusiawi. Kau
pergi di saat yang tak tepat. Aku tahu jika dalam sebuah pertemuan harus
ada perpisahan. Jika ada kisah bahagia, pasti ada kisah sedih. Yah
inilah yang aku alami sekarang. Aku tak cukup kuat untuk melewati semua
ini. ada sebuah penyesalan dan tanda Tanya besar yang masih saja
kupikirkan. Apa penyebab perpisahan ini? Mungkin masalah waktu? Waktu
memang tak pernah member jawaban yang jelas atas ketidak tahuanku. Waktu
membunuhku untuk menyelesaikan ini semua. Karena waktunya yang telah
habis. lagi-lagi kau mengatakan, “biar waktu yang akan menjawabnya.”
Bagaimana ia dapat menjawab pertanyaanku ini jika aku terus membencinya,
ia terus menyakitiku, ia menjerumusanku dalam jurang penyesalan. Dan
nampaknya aku harus mulai menggunakan waktu dengan baik, tanpa
menyia-nyiakannya sedikitpun. Pengharapan selalu muncul di benakku.
Apakah kau dapat membedakan antara impian, mimpi, pengharapan, dan
ngarep? Lebih tepatnya aku memiliki cita-cita atas hal ini. karena aku
berusaha sekuat tenaga, dan aku bersujud di bawah kuasaMu, Rabb. Iya
nggak sih? Sekarang jagalah dia Rabb, buatlah dia tersenyum bahagia.
mungkin kebahagiaan akan dia dapatkan dengan yang lain. bukan denganku.
Begitu pula denganku. Mungkin jika kami bersama hanya ada tangisan. Dan
dengan perpisahan ini membuat kami lebih dewasa, mengerti makna
kehidupan, dan bahagia dengan cinta yang lain. terimakasih atas kasih
yang kau beri, walaupun mungkin kasih itu tak tulus dan sangat singkat.
:’) (‘3’)
• Sampai hari ini, 7 maret 2012 aku masih sering bermimpi
tentangmu. Membayangkanmu berada di sisiku. Menangis bersamaku, tertawa
bersama, dan memberiku kedamaian hati. Aing
Lirik Lagu BTS -ON with Bahasa Indonesia+ English Translate
-
[Romanization:] [Verse 1: Jimin, V]I can't understand what people are
sayin'eoneu jangdan-e majchwoya doeljihan baljagug ttemyeon han baljagug
keojineun sh...
4 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar